Menilik Situs Serut Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

TITIKTEMU – Melihat lebih dekat cagar budaya Situs Serut peninggalan Kerajaan Tarumanegara di Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang.

Situs ini diperkirakan telah ada sejak pertengahan abad ke 5 atau sekitar 430 Masehi di zaman kerajaan Tarumanegara.

Namun hingga kini, tak banyak orang yang mengetahui keberadaan situs serut ini. Padahal, lokasinya masih berdekatan dengan situs cagar budaya tingkat nasional Candi Jiwa dan Candi Blandongan di Batujaya.

“Ini bagian barat dari Candi Jiwa dan Blandongan, meskipun beda kecamatan tetapi masih termasuk satu kompleks,” ujar Juru Pelihara Situs Serut, Nasir Supriadi pada Jum’at, (7/8/2024).

Kilas Sejarah dan Penamaan Situs Serut
Nasir menyebutkan, penamaan situs/candi serut ini berasal dari penduduk lokal. Sebab, diwilayah situsnya terdapat banyak pohon (tanaman) serut.

“Kita tidak tau dulu nenek moyang menamakan candi-candi ini, karena sejarahnya terputus. Ada penamaan versi penduduk, dinamakan candi serut karena wilayahnya identik ada pohon serut,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, mitos yang beredar dikalangan masyarakat menyebutkan, air disitus ini dipercaya bisa menyembuhkan orang sakit.

Sebab, dahulu kalanya candi serut ini kerap digunakan sebagai tempat peribadatan oleh para nenek moyang yang notabene beragama budha dan hindu.

“Unsur mitosnya, kadang ada yang sakit atau apa mereka minta minta air kesini untuk diminum atau untuk dipakai mandi,” tuturnya.

Proses Eskavasi dan Pemugaran Masih Berjalan
Nasir menjelaskan, situs serut ini materialnya berjenis candi (batu) merah, memiliki 5 titik yakni; candi serut 1A, 1B, 1C, 1D dan 1E dengan luas wilayah kurang lebih setengah hektar.

Hingga saat ini, kata dia, beberapa titik di candi serut masih dalam proses eskavasi (penelitian) dan pemugaran (proses pengembalian ke unsur asli).

“Eskavasi pertama tahun 2.000, kemudian awal pemugaran itu 1A tahun 2007 awal. Kemudian belum sampai selesai berhenti di tahun 2010. 1B eskavasi tahun 2022, berhenti 1 tahun, kemudian pindah di tahun 2023 itu di candi serut 1D. Kemudian di tahun 2024 ini bulan Oktober akan ada eskavasi juga melanjutkan yang 1D,” paparnya.

Ia menginformasikan, eskavasi ini nanti akan dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat. “Karena masih dalam proses eskavasi, candi serut ini belum diketahui memiliki berapa tumpukan bata,” terangnya.

Selaku juru pelihara, ia berharap akses jalan menuju situs serut diperbaiki dan diberi jalan pintas (sambungan) yang terhubung dengan candi jiwa dan blondongan.

“Sebetulnya dari dulu kita berharap ada akses jalan lempeng ke candi serut, biar gak usah muter. Meskipun masih satu kompleks dengan candi jiwa dan blondongan, banyak yang belum tau karena lokasinya terpisah jauh. Terus akses jalannya juga masih jelek, semoga kedepannya diperbaiki agar mudah diakses oleh masyarakat yang ingin berkunjung,” pungkasnya.(Aip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.